Tuesday 18 April 2017

Apa itu Posyandu


A. Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar program dan kegiatan untuk kelangsungan pelayanan di Posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat.
Posyandu merupakan wadah pemberdayaan masyarakat yang dibentuk melalui musyawarah mufakat di desa/kelurahan dan dikelola oleh Pengelola Posyandu, yang dikukuhkan dengan keputusan kepala desa/lurah.
B. Strata Posyandu
1. Posyandu Pratama
2. Posyandu Madya
3. Posyandu Purnama
4. Posyandu Mandiri
C. Manfaat Posyandu
Posyandu memiliki banyak manfaat untuk masyarakat, di antaranya:
1. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga sehingga:
a. Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau pertumbuhannya.
b. Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul Vitamin A warna biru (100.000 SI).
c. Anak balita 12-59 bulan memperoleh kapsul Vitamin A warna merah (200.000 SI) setiap 6 bulan (Februari dan Agustus).
d. Bayi umur 0-11 bulan memperoleh immunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan Campak 1 kali.
e. Bayi diberi Asi saja sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI Eksklusif).
f. Bayi mulai umur 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI.
g. Pemberian ASI dilanjutkan sampai umur 2 tahun atau lebih.
h. Bayi/anak yang diare segera diberikan:
• ASI lebih sering dari biasa
• Makanan seperti biasa
• Larutan oralit dan minum air lebih banyak
i. Ibu hamil minum 1 tablet tambah darah setiap hari.
j. Ibu hamil mau memeriksakan diri secara teratur dan mau melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan.
k. Ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS) mendapat immunisasi Tetanus Toxoid (TT) setelah melalui penapisan TT.
l. Setelah melahirkan Ibu segera melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
m. Ibu nifas minum 2 kapsul Vitamin A warna merah (200.000 SI):
• 1 (satu) kapsul segera setelah persalinan.
• 1 (satu) kapsul 24 jam setelah pemberian kapsul pertama.
n. Ibu hamil, nifas dan menyusui makan hidangan bergizi lebih banyak dari saat sebelum hamil.
o. Keluarga menggunakan garam beryodium setiap kali memasak.
p. Keluarga mengkonsumsi pangan/makanan beragam, bergizi dan seimbang.
q. Keluarga memanfaatkan pekarangan sebagai warung hidup/meningkatkan gizi keluarga.
Dengan melaksanakan perilaku di atas, maka diharapkan:
a. Balita naik berat badannya setiap bulan
b. Balita tidak menderita kekurangan gizi
c. Bayi terlindung dari penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan immunisasi
d. Ibu hamil tidak menderita kurang darah
e. Bayi lahir tidak menderita GAKY
f. Balita dan bufas tidak menderita kurang Vitamin A
g. WUS tidak menderita kurang energi kronis
h. Masyarakat semakin menyadari pentingnya gizi dan kesehatan
i. Menurunkan jumlah kematian Ibu dan Balita
2. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga:
a. Keluarga buang air kecil/besar menggunakan jamban
b. Keluarga memanfaatkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari
c. Tidak merokok di dalam rumah/keluarga tidak ada yang merokok
d. Keluarga mencuci tangan pakai sabun
e. Rumah bebas jentik nyamuk
f. Persalinan Ibu ditolong oleh tenaga kesehatan
g. Keluarga makan buah dan sayur setiap hari
h. ASI Eksklusif
i. Menimbang Balita tiap bulan
j. Keluarga Berencana
3. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang dapat dicegah dengan immunisasi, sehingga keluarga:
a. Tidak menderita Diare, ISPA, DBD dan Malaria
b. Tidak menderita Hepatitis, TBC, Polio, Difteri, Batuk Rejan, Tetanus dan Campak
4. Mendukung pelayanan Keluarga Berencana, sehingga Pasangan Usia Subur (PUS):
a. Menjadi peserta KB
b. Dapat memilih alat kontrasepsi jangka pendek atau jangka panjang yang cocok dan tepat penggunaan.
5. Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam penganekaragaman pangan melalui pemanfaatan pekarangan untuk memotivasi kelompok dasa wisma berperan aktif, sehingga:
a. Keluarga mengusahakan budidaya tanaman, sayuran, buah, ikan dan ternak (unggas, sapi, kambing)
b. Keluarga mampu menyusun menu makanan bergizi sesuai ketersediaan pangan lokal dengan pemanfaatan pekarangan rumah
c. Keluarga mampu mengembangkan perekonomian dengan memanfaatkan potensi yang tersedia di lingkungannya
d. Posyandu menjadi pusat informasi dan konseling dalam perlindungan anak dan perempuan, terutama dalam hal pencegahan penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan terlarang, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perdagangan manusia (traficking), penyebaran HIV/AIDS, dll.
D. Kegiatan Utama Posyandu
Kegiatan utama di Posyandu meliputi:
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA):
• Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) atau pil besi, minimal 3 kali pemberian atau 90 TTD
• Immunisasi TT
• Pemeriksaan Kehamilan (minimal 4 kali selama hamil)
2. Gizi
• Pemantauan Pertumbuhan melalui Penimbangan Bulanan
• Pemberian Vitamin A dosis tinggi (pada bulan Vitamin A, yaitu Februari dan Agustus)
• Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
3. Immunisasi
4. KB
5. Penanggulangan Diare: Pemberian Oralit dan Pengobatan
E. Kegiatan Integrasi Pelayanan Sosial Dasar di Posyandu
Kegiatan yang dapat ditambahkan atau dikembangkan di Posyandu yang cakupan kegiatan utamanya sudah baik merupakan perluasan kegiatan Posyandu yang kegiatannya bisa dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat.
F. Kegiatan Integrasi Pelayanan Sosial Dasar di Posyandu, meliputi:
1. PAUD, BKB, BKR, BKL yang merupakan kegiatan untuk meningkatkan Pendidikan, pemantauan perkembangan dan pembentukan sikap yang positif dan produktif pada setiap tahap siklus kehidupan manusia.
2. Peningkatan Ekonomi Keluarga, Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.
3. Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan.
4. Pembinaan Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak meliputi:
• Suplementasi gizi mikro (Vitamin A, Tablet Tambah Darah)
• Penyuluhan Gizi Seimbang, Konseling Makanan Bayi dan anak Balita
• Pemantauan Pertumbuhan: Penimbangan berat badan, pengukuran Tinggi Badan
• Sosialisasi program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
• Konseling dan penyuluhan mengenai perawatan bayi baru lahir, tanda-tanda bahaya pada bayi dan anak Balita
5. Layanan KB: berupa suntik, pil dan lain-lain
6. Pengendalian Penyakit dan penyehatan lingkungan meliputi:
• Immunisasi
• Lingkungan Bersih dan Sehat
• Penanggulangan HIV/AIDS, Malaria, TB dan DBD
7. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
• Penyuluhan dan
• Kunjungan Rumah
8. Penyuluhan dan Konseling yang berkenaan dengan:
• HIV/AIDS
• Perdagangan manusia
• Kekerasan dalam rumah tangga
G. Sasaran Posyandu
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat/keluarga, utamanya adalah bayi baru lahir, bayi, anak balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS, remaja dan Lanjut Usia (Lansia)
H. Pelaksana Posyandu
Pelaksana Posyandu adalah kader yang difasilitasi petugas. Kader Posyandu diharapkan:
1. Berasal dari anggota masyarakat setempat
2. Dapat membaca dan menulis huruf latin
3. Berminat dan bersedia menjadi kader
4. Bersedia bekerja secara sukarela
5. Memiliki kemampuan dan waktu luang
 I. Pengaturan 5 Meja di Posyandu
Meja I: Pendaftaran dan penyuluhan
Meja II:
Penimbangan bayi dan balita.
Pelayanan ibu menyusui, ibu hamil, PUS.

Meja III: Pengisian KMS.

Meja IV:
Penyuluhan perorangan pada ibu hamil, menyusui, PUS.
Pelayanan oralit, vitamin A dosis tinggi.
Pemberian tablet besi. 
Meja V:
Pelayanan KIA (pemeriksaan ibu hamil, pemberian imunisasi).
Pelayanan KB.
Pelayanan pengobatan.

J. Peran Fungsi Tenaga Kesehatan di POSYANDU
a. Memberi bimbingan teknis pada saat pendaftaran, penimbangan, pengobatan, hasil penimbangan bayi/balita.
b. Membantu menyuluh, menyediakan media penyuluhan.
c. Memberikan pelayanan imunisasi dan pengobatan sederhana.
d. Memberikan penyuluhan dan merujuk pasien ke Puskesmas.
e. Pelayanan kontrasepsi.
K. Keberhasilan pengelolaan Posyandu
Keberhasilan pengelolaan posyandu memerlukan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, baik dukungan moril, materil, maupun fnansial. Selain itu diperlukan adanya kerjasama, tekanan dan pengabdian para pengelolanya termasuk kader. 
Apabila kegiatan Posyandu terselenggara dengan baik akan memberikan kontribusi yang besar, dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak balita.
Ayo ke Posyandu. Posyandu Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat.....

Lakukan 3M Plus, Untuk Cegah Demam Berdarah


Setiap tahun, saat musim penghujan tiba, kejadian penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia cenderung meningkat. Untuk itu penting bagi kita untuk mewaspadai DBD ini, salah satunya adalah dengan tindakan pencegahan agar dilingkungan tempat tinggal kita tidak menjadi tempat perkembanganbiakan jentik nyamuk DBD itu.
Dalam penanganan DBD, peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini sangat menentukan. Oleh karenanya program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus perlu terus dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun khususnya pada musim penghujan. Program PSN , yaitu: 1) Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain 2) Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan 3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.
Adapun yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti 1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3) Menggunakan kelambu saat tidur; 4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; 5) Menanam tanaman pengusir nyamuk, 6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
PSN perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba, karena meningkatnya curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD, sehingga seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) terutama pada saat musim penghujan.
Berikut ini adalah pesan-pesan dalam pencegahan DBD yang sudah disusun dalam bentuk syair/pantun Aceh 
PEUNYAKET DBD
Pujo syukur keupada Allah
Yang peurintah langet ngon donya
Seulaweut saleum beule si leupah
Keu Rasulullah Nabi Mustafa
Saboh peunyaket jino tapeugah
Deumam berdarah geurasi nama
Rame ka keunong dum hamba Allah
Rab jeut keu wabah di Indonesia
Meunan chit lom di Seuramoe Mekkah
Deumam berdarah kayem ji teuka
Keunong kawom ma ngon kawom ayah
Rata daerah ta deungo haba
Keunong aneuk miet yang mantong mirah
Sayang sileupah ta kalon rupa
Nyo treb bantuan ka Innnalillah
Laju beu bagah hase keureunda
Oleh seubabnyan kawom meutuwah
Deungo beu bagah kamo bri cara
Meunyo ka keunong demam berdarah
Bek jeut keu sosah hai kawom dumna
Na peut boh cara keureuja bagah
Wareh meutuwah bek sagai lupa
Yang phon that dile keumbe on mirah
Nyan ie dalam glah beuneuseudia
Laju neupeujeb beu bagah-bagah
Mangat gadoh grah si penderita
Neupeujeb ie, meu padum boh glah
Meunan titah laju neu keureuja
Teuma yang keudua, hai syedara meutuwah
Nyan ija basah boh bak kepala
Kompres ngon ie eh beu bagah-bagah
Kawom meutuwah bek sagai lupa
Teuma yang keu lhee teunte sileupah
Ubat beu bagah neupeujeb sigra
Mangat ditron su-um bek apoh apah
Peubuet beubagah wahe syedara
Teuma yang keupeut ba bak Puskesmas
Sinan petugas ka ji preh gata
Sinan na dokto pareksa beubagah
Demam berdarah neu diagnosa
Kon lage dilee rame yang sosah
Hana Puskesmas ditempat gata
Bak jameun jino dumpeu ka mudah
Rame peutugah jitron u desa
Dumpe peunyaket di ceupet bagah
Sebab peutugah ka geusedia
Rat jeub keuchik rata jeub lurah
Geudong Puskesmas le yang kana
Manyang-manyang gunong seulawah
Kayem na gajah meukawan raya
Geujala keunong demam berdarah
Deungo meutuwah kamo calitra
Na nam macam tanda yang leumah
Pham beubagah bek roh ta lupa
Yang phom seu-um ngon apoh apah
Tamoh leumah peunyaket teuka
Dua uroe ato meutamah
Bak jumulah tujoh hingga
Tujoh uro aloh alah
Seu-um leupah jeub-jeub anggota
Yang keuduwa syedara meutuwah
Laju leumah tanging rupa
Ji timoh bintek-bintek tanging leumah
Habeh mirah jeub-jeub anggota
Teuma yang keu lhee teunte sileupah
Ji teubiet darah ta kalon nyata
Lewat idong ji teubiet darah
Sayang leupah takalon rupa
Tanda yang keupeut jino ta peugah
Muntah darah si penderita
Rot pungong dan rot babah
Teubit darah hana reuda

Yang keulimong bungong meu ulah
Saket leupah diniyub dada
Bak ule ate saket sileupah
Demam berdarah that berbahaya
Teuma yang keunan meunyo ka parah
Dalam geulisah si penderita
Jaro ngon gaki leupi sileupah
Reu oh meuruwah tanging keuluwa
Kuala Idi Pasi that luwah
Kuala Beukah aron meubanja
Cara peugadoh Deumam Berdarah
Neu baca bagah wahe syedara
Cara poh jamok sino tapeugah
Demam berdarah disinan punca
Aedes Aegypti jamok that juwah
Hantom ji minah bak rumoh gata
Mate nang jamok utang goh lom glah
Ingat meutuwah mandum syedara
Sebab bijeh goh habeh punah
Meunan geu peugah dalam calitra
Maka seubabnya kawom meutuwah
Beu kayem neu rah peukakah yang na
Seulingka rumoh peugleh beu bagah
Mangat punah jeuntek ube na
Na nam boh cara hai syedara meutuah
Beu mangat punah bijeh nyamok cilaka
Nyo mantong bijeh jamok Demam Berdarah
Meuribe ilah han peu tamita
Cara yang phon jino tapeugah
Kulah beu neurah, ie neu tuka
Si minggu sigo beuna neu rah kulah
Beu neutem meu payah wahe syedara
Teumpayan neu top teumpat ie neu keubah
Kawom meutuwah cara keu dua
Cara yang keu lhee teunte si leupah
Neu ganto bagah ie dalam pot bunga
Si uro sigo neu ganto bagah
Beu mangat punah jeuntik ube na
Ngat mate bijeh jamok Demam Berdarah
Adak ka payah harus ta keureuja
Yang keu peut cara baca meutuwah
Tanom beu bagah plok kaplok yang na
U bena plok susu dan beulangong beukah
Meunan chit glah-glah yang hana le guna
Bandum neu tanom atawa neu pinah
Kawom meutuwah bek sagai lupa
Menan chit lom kawom meutuah
Bhan moto beukah ngon kaleng tuha
Meunyo barang nyan hana neu pinah
Lam sia payah si umu masa
Kareuna jamok hana di minah
Dalam bhan beukah ngon kaleng tuha
Teuma yang limong bungong si ulah
Cara peu punah bijeh bubena
Bubok Abate neu tabu bagah
Meunan peurintah beudoh keureuja
Dua buleuen sigo ado meutuwah
Abate ta ruwah bak teumpat yang na
Kadang na teumpat taboh ie payah
Disinan bagah abate, beu taro sigra
Cara yang keu nam supaya mudah
Abate neu keubah di rumoh tangga
Lam si reutoh lite ie, hai ado bagah
Abate pah taro saboh tanca
Bak apotik Abate mudah
Hana peu sosah nibak tamita
Habeh nam ban nam boh kalheuh tapeugah
Cara peu punah jeuntek ubena
Seb keuh ohno haba kamoe peugah
Deumam berdarah ka abeh calitra
Meunyoe na umu geubri le Allah
Jan laen ta tamah yang leubeh gura.


Informasi Terkait Keluarga Sehat

Kesehatan bukan hanya sekedar di hilir, bukan hanya sekedar mengobati. Tapi kesehatan ada di hulu membentuk masyarakat yang mengerti tentang kesehatan mau menjadi manusia yang sehat dan menjaga kesehatan.
Kesehatan bukan  hanya mengupayakan penguatan layanan kesehatan primer, namun juga menguatkan program keluarga sehat. Salah satu terobosan tersebut adalah Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga atau yang lebih dikenal dengan program Keluarga Sehat.
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki derajat kesehatan optimal. Dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 yang menegaskan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dalam mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
Apa itu program pendekatan keluarga?
Pendekatan Keluarga bukanlah program baru, melainkan salah satu cara Puskesmas meningkatkan jangkauan sasaran dan meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak boleh diam, harus aktif, pro aktif melakukan pelayanan ke luar gedung sampai kepada keluarga.
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga diwilayah kerjanya. Dalam pelaksanaannya, pendekatan keluarga terintegrasi dengan semua program diseluruh puskesmas.
Dengan melakukan kunjungan rumah dari satu keluarga ke keluarga lain secara rutindan terjadwal, Puskesmas akan mengenali masalah-masalah kesehatan yang dihadapi keluarga secara menyeluruh.
Kegiatan kunjungan rumah dilakukan untuk :
1. Pendataan/pengumpulan data profil kesehatan keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya
2. promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif
3. Menindaklanjuti program kesehatan dalam gedung
4. Pemanfaatan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga untuk pengorganisasian/pemberdayaan masyarakat dan manajemen puskesmas

Apa tujuan Pendekatan Keluarga?
Pendekatan keluarga bertujuan untuk : 
1. meningkatkan akses pelayanan komprehensif meliputi pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar
2. Mendukung standar pelayanan Minimal (SPM) Kab/Kota dan SPM Provinsi melalui peningkatan akses dan skrining kesehatan
3. Mendukung pelaksanaan JKN dengan mendorong kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta JKN
4. Mendukung tercapainya Program Indonesia Sehat 
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dilaksanakan oleh Puskesmas dengan ciri sebagai berikut:
1) Sasaran utama adalah Keluarga;
2) Mengutamakan upaya Promotif-Preventif, disertai penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM); 3) Kunjungan rumah dilakukan Puskesmas secara aktif untuk peningkatan outreach dan total coverage; dan
4) Pendekatan siklus kehidupan atau life cycle approach.
 Bagaimana Implementasinya di Indonesia dan Aceh khususnya?
Secara bertahap akan dilaksanakan secara nasional dengan target tahun 2017 sebanyak 2.926 Puskesmas prioritas. Di provinsi Aceh, program ini akan dilaksanakan pada 213 Puskesmas terpilih di Aceh. Sebanyak 213 Puskesmas terpilih ini akan mendapatkan pelatihan mengenai Keluarga Sehat ini yang dipusatkan di Bapelkes Jantho, secara bertahap selama tahun 2017 ini.
Apa saja Indikator Keluarga Sehat? 
Ada 12 indikator keluarga sehat yang harus kita cermati dan kita pahami. Keduabelas indikator keluarga sehat terbagi ke dalam lima kelompok, yaitu:
Dua Indikator dalam pengendalian penyakit menular dan tidak menular
6) Penderita TB Paru mendapat pengobatan sesuai standar
7) Penderita Hipertensi melakukan pengobatan secara terarur

Pada indikator yang pertama, Keluarga mengikuti program keluarga berencana (KB), pasangan usia subur, dapat mengunakan metode KB yang sesuai dan diharapkan kepada ibu bersalin untuk dapat menggunakan KB segera setelah melahirkan. Untuk pilihan metode kontrasepsi yang tetap bagi anda dan pasangan tentunya anda bisa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Ada sejumlah manfaat ber-KB diantaranya dapat mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga, mengatur dan menjarangkan kehamilan, meningkatkan kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak, dan dapat menurrunkan resiko kematian ibu dan bayi.
Pada indikator kedua, Ibu melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan akan membuat ibu selamat dan bayi sehat. Ada sejumlah manfaat bersalin difasilitas pelayana kesehatan diantaranya dengan bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Ibu juga akan dapat memperoleh pelayanan KB segera setelah melahirkan, dapat menggunakan JKN-KIS/JAMPERSAL sebagai sumber pembiayaan, ibu dan bayi mendapatkan penanganan segera jika sewaktu-waktu terjadi komplikasi, bayi akan mendapatkan IMD (inisiasi menyusu dini) dan juga bayi akan mendapatkan seluruh perawatan yang diperlukan termasuk juga imunisasi.
Indikator ketiga, Bayi mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi dasar lengkap untuk bayi dapat diperoleh di Posyandu, Puskesmas, Dokter, dokter spesialis anak, bidan praktik dan juga di rumah salin. untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi dasar lengkap yang harus diperoleh oleh seorang bayi dan anak dapat dilihat pada paket informasi Bayi mendapatkan imunisasi lengkap di sini.
Indikator keempat, Bayi mendapat ASI Ekslusif. Pastikan bayi anda hanya diberikan ASI saja dari usia 0-6 bulan, dan ASI diteruskan sampai usia bayi 2 tahun. Ibu menyusui sampai 2 tahun lebih hemat dan anak akan tumbuh kembang secara optimal. Anak akan tumbuh sehat dan cerdas. 
Manfaat ASI bayi bayi diantaranya adalah 1). sumber makanan terbaik sampai usia 6 bulan; 2). Bayi tidak mudah sakit; 3). Meningkatkan kasih sayang ibu dan bayi; 4). Menunjang tumbuh kembang yang optimal.
Sedangkan manfaat ASI bagi ibu diantaranya adalah dapat mengurangi resiko kanker payudara, mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mempercepat pemulihan kandungan, mempercepat penurunan berat badan setelah melahirkan dan dapat menunda kehamilan.
Indikator ke-lima, Balita mendapat Pemantauan pertumbuhan. Agar Balita mendapat pemantauan pertumbuhan, balita harus dibawa ke posyandu untuk ditimbang setiap bulan. Diposyandu balita akan ditimbang  setiap bulan sejak lahir sampai 5 tahun. Pemantauan pertumbuhan balita ini bermanfaat untuk mengetahui status pertumbuhan balita, sebagai deteksi dini gangguan pertumbuhan balita, Ibu mendapat penyuluhan gizi pertumbuhan balita.
Konsultasikan segera balita ke Puskesmas apabila ditemui hal-hal sebagai berikut: 1). berat badan berada dibawah garis Merah; 2).Berat badan tidak naik; 3).Balita sakit/demam/batuk/pilek/diare.
Manfaat lain balita selalu dibawa ke Posyandu adalah agar orang tua dapat selalu memantau pertumbuhan balita, mendapat kapsul vitamin A, mendapat imunisasi lengkap,  tempat mendapatkan makanan tambahan bergizi. Selain itu ke posyandu juga sangat bermanfaat bagi ibu hamil untuk mendapat tablet tambah darah dan ibu juga bisa mendapat pengetahuan/wawasan tentang kesehatan dengan mengikuti penuyukuhan yang disampaiakan oleh petugas kesehatan, terutama pengetahunan yang terkait dengan Kesehatan ibu dan anak.
Indikator keenam, Penderita TB Paru mendapat pengobatan sesuai standar. Gejala TB diantaranyaadalah batuk berdahak, sesak nafas dan nyeri dada, badan lemas, nafsu makan berkurang, dan  demam meriang berkepanjangan, Gejala lainnya adalah berat badan menurun, dan adanya kontak dengan pasien TB. Bila ada salah satu atau lebih gejala di atas segera periksa ke Puskesmas.
Untuk mengetahui orang sakit TB harus dilakukan pemeriksaan dahak. Bila hasil pemeriksaan positif, maka harus diberi pengobatan selama 6 bulan secara terus menerus, tidak boleh putus sampai sembuh. Selama proses pengobatan lakukan pemeriksaan rutin ke Puskesmas. Pemeriksaan dahak dilakukan pada satu akhir tahap awal (intensif) yaitu akhir bulan kedua atau ketiga akhir bulan, pemeriksaan dahak diulang pada akhir bulan kelima, dan untuk memastikan pasien sembuh pemeriksaan dahak diulang pada akhir periode pengobatan.
Apa yang terjadi jika berhenti minum obat TB  sebelum waktunya?
Ada 3 hal yang akan terjadi apabila penderita TB berhenti minum obat TB sebelum waktunya. pertama adalah TB yang tidak sembuh akan dapat terus menular ke orang lain. Kedua, kuman TB dapat dalam tubuh menjadi kebal terhadap obat sehingga pengobatan berikutnya akan lebih lama dan lebih mahal karena jenis obat nya berbeda. Ketiga, kuman TB yang kebal obat juga dapat ditularkan kepada orang lain dengan status kebal obat (lebih berbahaya).
Bagaimana cara mencegah mencegah penularan TB?
1. Gunakan masker atau menutup mulut sewaktu batuk dan bersin,
2. Tidak meludah di sembarang tempat,
3. Makan makanan bergizi,
4. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Indikator ketujuh, Penderita Hipertensi melakukan pengobatan secara terarur. Pada umumnya hipertensi tidak disertai dengan gejala atau keluhan tertentu. Keluhan tidak spesifik pada penderita hipertensi adalah sakit kepala, gelisah, jantung berdebar-debar, pusing, penglihatan kabur, rasa sakit di dada, mudah lelah dan lain-lain.
Mengendalikan hipertensi bisa dilakukan dengan gaya hidup sehat dan minum obat secara teratur. Pengobatan secara teratur adalah : meminum obat secara teratur sesuai rekomendasi dokter dan melakukan kontrol teratur. sudah seharusnya kita waspadai hipertensi dan kendalikan tekanan darah.
Ada sejumlah faktor resiko hipertensi. Faktor resiko tersebut ada yang merupakan faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu umur jenis kelamin dan riwayat keluarga. Dan ada juga faktor resiko yang dapat diubah seperti merokok, kurang makan buah dan sayur, konsumsi garam berlebih, kurang aktivitas fisik, berat badan berlebih/kegemukan, dislipidemia dan stres.
Komplikasi hipertensi :  gangguan jantung, gangguan saraf, gangguan celebral, gangguan fungsi ginjal, gangguan penglihatan. Untuk mencegah hipertensi bisa dengan menerapkan  perilaku CERDIK, Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajinan ativitas fisik, Diet seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres.
Indikator kedelapan, Penderita gangguan jiwa mendapat pengobatan dan tidak ditelantarkan. Gangguan jiwa dapat diobati apa apa lagi jika ditangani sedini mungkin. Peran keluarga sangat penting dalam memperhatikan dan mendeteksi dini gejala perubahan emosi, perilaku dan pola/isi pikir yang tidak wajar dari anggota keluarga. Hal yang harus diperhatikan adalah apabila ada anggota keluarga yang dipasung agar segera dilaporkan kepada kader/puskesmas setempat untuk dapat ditangani sebagaimana mestinya. 
Indikator kesembilan,  Anggota keluarga tidak ada yang merokok. Rokok itu sebenarnya adalah racun. Dalam satu batang rokok yang dibakar, mengandung 4000 zat kimia beracun dan sebagian diantaranya adalah bersifat karsinogenik. Racun utama yang terdapat dalam sebatang rokok adalah tar, nikotin, dan karbonmonoksida.
Indikator ke sepuluh, Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN. Menjadi anggota JKN atau menjadi peserta JKRA di aceh adalah sesuatu yang sangat penting bagi keluarga. Hal ini untuk menjamin anggota keluarga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan difasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Indikator kesebelas, Keluarga mempunyai akses sarana air bersih. Sarana air bersih sangat penting untuk mencapai keluarga sehat.Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan air disekitar sumber air, dan dilengkapi dengan saluran pembuanagan air, tidak ada kotoran atau kuman pencemar air dan memenuhi syarat-syarat air yang bersih.
Indikator kedua belas, Menggunakan/mempunyai akses jamban keluarga. Selalu gunakan jamban sehat. Manfaat Buang Air Besar dan Kecil di jamban diantaranya adalah : 1). Lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau, 2). Tidak mencemari sumber air dan tanah yang ada disekitarnya, 3). Tidak mengundang lalat/kecoa/serangga yang dapat menularkan penyakit sehingga semua anggota keluarga akan sehat dan terhindar dari  berbagai penyakit yang biasa disebabkan oleh kegiatan buang air besar sembarangan seperti infeksi saluran pencernaan, tifus, kecacingan, diare, kdan disentri.
Untuk menyukseskan pelaksanaan penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekaatan Keluarga (Program Keluarga Sehat), Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Buku Pedoman, Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas dengan Pendekatan Keluarga dan juga Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekaatan Keluarga  yaitu PMK No. 39 tahun 2016.

Friday 27 January 2017

Kenali apa itu Difteri.....

Penyakit difteri adalah penyakit menular mematikan yang menyerang saluran pernafasan bagian atas (tonsil, faring dan hidung) dan kadang pada selaput lendir dan kulit yang disebabkan oleh bakteri yaitu Corynebacterium diphteriae. Semua golongan umur baik anak-anak maupun orang dewasa dapat tertular oleh penyakit ini. Namun anak usia kurang dari 5 tahun dan orang tua diatas 60 tahun sangat beresiko tertular penyakit Difteri.
Difteri disebabkan oleh dua jenis bakteri, yaitu Corynebacterium diphtheriae dan Corynebacterium ulcerans. Masa inkubasi (saat bakteri masuk ke tubuh sampai gejala muncul) penyakit ini umumnya dua hingga lima hari.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh dua hal yaitu tertular bakteri dari orang lain dan karier difteri. Karier difteri adalah seseorang yang sehat, tidak mengalami gejala penyakit difteri, tetapi hasil tes swab hidung menunjukkan positif adanya kuman difteri. Orang dengan karier difteri dapat disembuhkan dengan cara minum obat eritsomisin 4x1 selama 7 hari, serta dapat berkonsultasi pada petugas kesehatan apakah perlu mendapatan tambahan imunisasi
Gejala-gejala yang mengindikasikan penyakit ini meliputi:
 Terbentuknya membran abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel.
 Demam dan menggigil.
 Sakit tenggorokan dan suara serak.
 Sulit bernapas atau napas yang cepat.
 Pembengkakan kelenjar limfa pada leher.
 Lemas dan lelah.
 Hidung beringus. Awalnya cair, tapi lama-kelamaan menjadi kental dan terkadang berdarah.
Difteri juga terkadang dapat menyerang kulit dan menyebabkan bisul. Bisul-bisul tersebut akan sembuh dalam beberapa bulan, tapi biasanya akan meninggalkan bekas pada kulit.
Segera periksakan diri ke dokter jika Anda atau anak Anda menunjukkan gejala-gejala di atas. Penyakit ini harus diobati secepatnya untuk mencegah komplikasi.
Penularan Difteri
Penyakit Difteri terkenal sebagai penyakit menular yang berbahaya. Lalu bagaimana cara penularannya? Penyakit Difteri dapat menular melalui percikan ludah dari orang yang membawa bakteri ke orang lain yang sehat. Namun penyakit ini juga dapat ditularkan melalui benda atau makanan yang telah terkontaminasi dengan bakteri tersebut. Cara lain penularan penyakit difteri adalah dengan melakukan kontak intim.
Penyebaran bakteri difteri dapat terjadi dengan mudah dan yang utama adalah melalui udara saat seorang penderita bersin atau batuk. Selain itu, ada beberapa metode penularan lain yang perlu diwaspadai. Antara lain melalui:
 Barang-barang yang sudah terkontaminasi oleh bakteri, misalnya mainan atau handuk.
 Sentuhan langsung pada bisul akibat difteri di kulit penderita. Penularan ini umumnya terjadi pada penderita yang tinggal di lingkungan yang padat penduduk dan kebersihannya tidak terjaga.
 Kontak langsung dengan hewan-hewan yang sudah terinfeksi, misalnya sapi.
 Meminum susu yang belum melalui proses pasteurisasi atau sterilisasi.
 Makanan yang terbuat dari susu yang belum melalui proses pasteurisasi atau sterilisasi.
Bakteri difteri akan memproduksi toksin yang akan membunuh sel-sel dalam tenggorokan. Sel-sel yang mati tersebutlah yang akan membentuk membran abu-abu pada tenggorokan. Di samping itu, toksin juga dapat menyebar lewat darah dan menyerang jantung serta sistem saraf.
Orang yang sudah menerima vaksinasi masih bisa terinfeksi penyakit ini. Namun mereka biasanya tidak menunjukkan gejala saat sedang terinfeksi. Tetapi Anda harus tetap waspada karena mereka juga dapat menularkan difteri.
Diagnosis dan Langkah Pengobatan Difteri
Diagnosis awal difteri biasanya terlihat dari gejalanya, misalnya sakit tenggorokan yang disertai pembentukan membran abu-abu. Dokter juga dapat mengambil sampel dari lendir di tenggorokan, hidung, atau bisul untuk diperiksa di laboratorium.
Jika seseorang diduga tertular difteri, dokter akan segera memulai penanganan, bahkan sebelum ada hasil laboratorium. Dokter akan menganjurkannya untuk menjalani perawatan dalam ruang isolasi di rumah sakit. Lalu langkah pengobatan akan dilakukan dengan dua jenis obat, yaitu antibiotik dan antitoksin.
Antibiotik akan membantu tubuh untuk membunuh bakteri dan menyembuhkan infeksi. Dosis penggunaan antibiotik tergantung pada tingkat keparahan gejala dan lama pasien menderita difteri.
Sebagian besar penderita tidak akan menularkan bakteri difteri lagi setelah meminum antibiotik selama dua hari. Tetapi sangat penting bagi mereka untuk tetap menyelesaikan proses pengobatan antibiotik sesuai anjuran dokter, yaitu selama dua minggu.
Penderita kemudian akan menjalani pemeriksaan laboratorium. Jika bakteri difteri masih ditemukan dalam tubuh pasien, dokter akan melanjutkan penggunaan antibiotik selama 10 hari.
Sementara antitoksin berfungsi untuk menetralisasi toksin atau racun difteri yang menyebar dalam tubuh. Sebelum memberikan antitoksin, dokter biasanya akan mengecek apakah pasien memiliki alergi terhadap obat tersebut atau tidak. Jika terjadi reaksi alergi, dokter akan memberikan antitoksin dengan dosis rendah dan perlahan-lahan meningkatkannya sambil melihat perkembangan kondisi pasien.
Bagi penderita yang mengalami kesulitan bernapas karena hambatan membran abu-abu dalam tenggorokan, dokter akan menganjurkan proses pengangkatan membran. Sedangkan penderita difteri dengan gejala bisul pada kulit dianjurkan untuk membersihkan bisul dengan sabun dan air secara seksama.
Selain penderita, orang-orang yang berada di dekatnya juga disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter karena penyakit ini sangat mudah menular. Misalnya, keluarga yang tinggal serumah atau petugas medis yang menangani pasien difteri.
Dokter akan menyarankan mereka untuk menjalani tes dan memberikan antibiotik. Terkadang vaksin difteri juga kembali diberikan jika dibutuhkan. Hal ini dilakukan guna meningkatkan proteksi terhadap penyakit ini.
Komplikasi Difteri
Pengobatan difteri harus segera dilakukan untuk mencegah penyebaran sekaligus komplikasi yang serius, terutama pada penderita anak-anak. Diperkirakan hampir satu dari lima penderita difteri balita dan berusia di atas 40 tahun yang meninggal dunia diakibatkan oleh komplikasi.
Jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, toksin dari bakteri difteri dapat memicu beberapa komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa. Beberapa di antaranya meliputi:
 Masalah pernapasan. Sel-sel yang mati akibat toksin yang diproduksi bakteri difteri akan membentuk membran abu-abu yang dapat menghambat pernapasan. Partikel-partikel membran juga dapat luruh dan masuk ke paru-paru. Hal ini berpotensi memicu inflamasi pada paru-paru sehingga fungsinya akan menurun secara drastis dan menyebabkan gagal napas.
 Kerusakan jantung. Selain paru-paru, toksin difteri berpotensi masuk ke jantung dan menyebabkan inflamasi otot jantung atau miokarditis. Komplikasi ini dapat menyebabkan masalah, seperti detak jantung yang tidak teratur, gagal jantung dan kematian mendadak.
 Kerusakan saraf. Toksin dapat menyebabkan penderita mengalami masalah sulit menelan, masalah saluran kemih, paralisis atau kelumpuhan pada diafragma, serta pembengkakan saraf tangan dan kaki. Masalah saluran kemih dapat menjadi indikasi awal dari kelumpuhan saraf yang akan memengaruhi diagfragma. Paralisis ini akan membuat pasien tidak bisa bernapas sehingga membutuhkan alat bantu pernapasan atau respirator. Paralisis diagfragma dapat terjadi secara tiba-tiba pada awal muncul gejala atau berminggu-minggu setelah infeksi sembuh. Karena itu, penderita difteri anak-anak yang mengalami komplikasi apa pun umumnya dianjurkan untuk tetap di rumah sakit hingga 1,5 bulan.
 Difteri hipertoksik. Komplikasi ini adalah bentuk difteria yang sangat parah. Selain gejala yang sama dengan difteri biasa, difteri hipertoksik akan memicu pendarahan yang parah dan gagal ginjal. Sebagian besar komplikasi ini disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae.
Pencegahan Difteri dengan Vaksinasi
Langkah pencegahan paling efektif untuk penyakit ini adalah dengan vaksin. Pencegahan difteri tergabung dalam vaksin DPT. Vaksin ini meliputi difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk rejan.
Vaksin DPT adalah salah satu dari lima imunisasi wajib bagi anak-anak di Indonesia. Pemberian vaksin ini dilakukan lima kali pada saat anak berusia dua bulan, empat bulan, enam bulan, 1,5-2 tahun, dan lima tahun.
Perlindungan tersebut umumnya dapat melindungi anak terhadap difteri seumur hidupnya. Tetapi vaksinasi ini dapat diberikan kembali pada saat anak memasuki masa remaja atau tepatnya saat berusia 11-18 tahun untuk memaksimalisasi keefektifannya.
Penderita difteri yang sudah sembuh juga disarankan untuk menerima vaksin karena tetap memiliki risiko untuk kembali tertular penyakit yang sama.

Apa itu Posyandu

A. Pengertian Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarak...