Teungku Abdullah seorang ustadz yang juga dokter di sebuah desa di pelosok Aceh Besar hanya duduk termenung menyaksikan Mustafa seorang ayah muda sedang menangis pilu atas kepergian Jamilah, istri yang sangat dicintainya.Memang Allah telah mengkaruniakan padanya seorang bayi laki-laki yang sehat dan montok menggemaskan hatinya. Namun kelahiran sang buah hati yang sangat didambakannya harus dibayar mahal dengan kepergian sang istri menghadap sang Khalik untuk selama-lamanya.
Sebagai seorang mursyid, tentulah Teungku Abdullah telah memberikan nasehat agar Mustafa berlapang
dada menerima garis ketentuan takdir dari sang Maha Kuasa. Namun sebagai dokter dia juga merasa bersalah, mengapa dia tidak mampu memberikan pertolongan terbaiknya untuk bisa menyelamatkan nyawa Jamilah.
"Andai
saja
segala nasehat dokter agar saya menjaga kesehatan dan memperhatikan gizi istri saya indahkan, tentu saja tidak akan seperti ini jadinya," sesal Mustafa seraya mendekap erat rengkuhan sang teungku untuk menumpahkan duka hatinya.
"Sudahlah
Mustafa, siapa
yang bisa
melawan kehendak Allah SWT, kita
harus
menerima kenyataan ini sebagai ujian dari-Nya." kata sang teungku
menenangkan. Acara menjenguk kelahiran bayi yang sekaligus takziyah bagi keluarga Mustafa sungguh menjadi ironi bagi sebagian warga masyarakat Aceh yang mengalami hal serupa.Kepada para tetangga yang menjenguk di rumah Mustafa, Teungku Abdullah menyambut kedatangan mereka dengan pidato yang terbata-bata." Ini harus menjadi yang terakhir di daerah kita, cukuplah keluarga Mustafa saja yang mengalaminya, tidak boleh ada lagi nyawa ibu yang melayang demi kelahiran seorang anak di bumi Aceh ini, kecuali memang sudah kehendak-Nya," tutur Teungku Abdullah yang disambut
haru
oleh
mereka yang hadir .........
Teungku Abdullah termenung, kematian Jamilah, benar-benar membuatnya terus merenung. “Ya Allah ada berapa banyak ibu muda di Aceh yang mengalami
hal
serupa seperti ini,” ia bertanya dalam hati. Kegelisahan Teungku semakin hari semakin menjadi-jadi, akhirnya ia bertekad memberi perhatian serius bagi ibu-ibu hamil di desanya. Walau sudah ada Posyandu dan kegiatan PKK lainnya, keberadaan Teungku semakin mendukung. Dalam setiap kegiatan yang melibatkan ibu-ibu, Teungku Abdullah sering terjun bukan hanya memberi bantuan juga memberi penyuluhan tentang makanan bergizi dan kesehatan ibu hamil.
Teungku Abdullah
menemukan banyak fakta bahwa di desanya banyak sekali ibu-ibu muda yang hamil namun kekurangan gizi. Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang akhirnya meregang nyawa saat melahirkan karena anemia atau gangguan kehamilan yang lain. “Faktor
yang kurang diperhatikan oleh para ibu hamil adalah masalah kecukupan gizi,”
No comments:
Post a Comment